Rabu, 16 Desember 2009

Zink sebagai pelapis korosi

Seng merupakan logam putih kebiruan, yang cukup mudah ditempa
pada suhu 1100 C – 1500 C dan menjadi sangat rapuh jika dipanaskan diatas suhu 2000 C, jika dibiarkan di udara terbuka yang lembab akan terbentuk lapisan
garam-garam dasar tipis dan putih sebagai pelindung, untuk sifat ini maka seng
lebih cocok jika digunakan untuk melapisi baja dengan proses galvanizing. Seng
bersifat amfotir karena dapat dapat bereaksi dengan asam encer (proses lebih
lambat jika seng murni yang direaksikan), disamping itu seng juga bereaksi
dengan basa. Seng jarang digunakan sendiri sebagai bahan konstruksi, lebih sering
digunakan untuk proses galvanizing, bahan campuran untuk logam seperti
kuningan dan tembaga dan sebagai bahan-bahan bangunan.

Seng dapat melebur dalam dapur galvaniz pada temperatur 419,470 C dan
mempunyai titik didih 9070 C (Henkel, 2002: 37). Pelapisan logam dengan logam
pelapis berupa seng memiliki beberapa keuntungan yaitu biaya prosesnya murah,
cukup tersedia di alam, daya tahan lapisan yang lama, melindungi substrat dari
kerusakan secara mekanis, mudah untuk dilakukan dan logam yang telah dilapisi
tidak memerlukan perawatan khusus.

Ketahanan lapisan seng terhadap korosi tergantung pada ketebalan lapisan
dan kondisi lingkungan yang dihadapi. Adakalanya jenis lingkungan yang tampak
sama seringkali menghasilkan proses korosi yang berbeda, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh adanya variasi minor yang disebabkan oleh kecepatan angin dan
partikel-partikel korosif yang terdapat di atmosfir. Lapisan seng merupakan suatu
lapisan penghalang yang memisahkan substrat baja dari lingkungan di sekitarnya.
Meskipun demikian, dengan pengandaian bahwa elektrolit mempunyai
konduktivitas listrik yang baik dan menghubungkan substrat yang terlindungi
dengan lapisan yang tersisa, sebagian besar lapisan seng akan hilang sampai akhirnya baja terserang korosi, sebagai akibat dari peran yang dijalankannya
sebagai tumbal dalam upaya perlindungan tersebut. Dalam kondisi demikian,
korosi serius akan tertunda sampai lapisan pelindung tinggal 10% saja dari
keadaan semula.

Pengaruh Lingkungan dan Ketebalan terhadap Umur Lapisan Seng

Lapisan seng setebal 0,03 mm di udara terbuka akan berumur 11 hingga 12 tahun bila di daerah pedesaan, Sedangkan sekitar 8 tahun bila di lingkungan laut, tetapi hanya menjadi 4 tahun bila di daerah industri yang terkena polusi belerang oksida, dalam keadaan terendam dalam air laut. Setiap lapisan dengan ketebalan 0,03 mm akan habis kira-kira 1 tahun, tetapi dengan adanya polusi terutama hidrogen sulfida yang ditimbulkan oleh limbah-limbah di muara-muara akan menyebabkan laju penipisan lapisan semakin bertambah

Lapisan seng relatif stabil jika berada pada kondisi atmosfir yang kering
dan relatif panas. Pada kondisi lingkungan yang relatif lembab, lapisan oksida
seng akan berubah menjadi seng hidroksida [ Zn(OH)2 ] sedangkan karbon
dioksida (CO¬2) yang lazim ada di udara akan bereaksi dan membentuk seng
karbonat. Kedua senyawa ini bersifat sangat stabil sehingga dapat mencegah
reaksi korosi lanjut, pada daerah yang dekat dengan pertanian, umur lapisan seng
dapat mengalami penurunan yang cukup signifikan sebagai akibat penyemprotan
insektisida, ada beberapa jenis insektisida yang dapat merusak lapisan seng
terutama apabila setelah dilakukan penyemprotan terjadi hujan. Air hujan yang
bercampur dengan insektisida yang berada di udara akan menimbulkan hujan
asam yang merupakan media yang sangat korosif terhadap lapisan seng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar